Senin, 07 Desember 2009

Rumpun Model Mengajar Pribadi(personal Models)

Rumpun model mengajar pribadi atas model mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri individu dan pembentukan pribadi. Model ini mengutamakan kepada proses yang membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan realita, dan banyak memperhatikan kehidupan individu siswa.
Teori-teori ini menghasilkan model-model mengajar yang serumpun dengan model pribadi.


1. Model Pengajaran Non-direktif(Non-directive Training)
Model ini dikemukakan oleh Carl Rogers. Dalam pengajaran seharusnya didasarkan pada konsep-konsep hubungan manusiawi diri pada konsep-konsep bidang studi, proses berpikir atau sumber-sumber intelektual lainnya. Menurut model ini uru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa menjelajahi ide-ide baru tentang hidupnya, tugas sekolahnya dan kehidupan dengan teman-temannya.

2. Latihan Kesadaran(Awarences Training)
Teori ini dikemukakan oleh Fritz Perls dan William Sculzz, model ini bertujuan agar siswa mampu menjaga dan mengenal, serta menyadari kemampuan dirinya, kemudian mampu menyadari dan memahami orang lain.

3. Model Synectics
Model ini dirancang oleh Wiliann J.J. Gordon. Synectics merupakan suatu pendekatan baru yang dimaksud untukk mengembangkan pribadi secara kreatif dan melatih siswa mampu memecahkan masalah secara kreatif.

4. Model Sistem Konsepsional(Conseptual System)
Model ini memperhatikan kehidupan individu siswa, pengajaran model ini siswa mampu meningkatkan fleksibilitas dan kompleksitas pribadi.

5. Model Pertemuan Kelas(classroom meeting)
Model mengajar pertemuan kelas dilandasi oleh terapi realitas dari William Glasser. Teori ini mengandung pemikiran tentang dasar-dasar teori kepribadian maupun konsep terapi tradisional dalam hubungan mengajar dan Glasser yakin sebagian masalah siswa dapat ditangani oleh guru. Maksud dari model ini adalah agar siswa memiliki pemahaman diri sendiri serta bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
Model pertemuan kelas teori Glasser ini didasarkan oleh dua asumsi:
Pertama, bahwa manusia itu mempunyai dua kebutuhan dasar yaitu cinta dan harga diri.
Kedua, bahwa terapi realitas tercermin di dalam kesepakatan berbuat dan mengubah perilaku, tetapi realitas bertujuan untuk membentuk kecakapan dalam memenuhi kebutuhan emosional dan harga diri, cinta, dan identitas.

Tidak ada komentar: