Sabtu, 30 Januari 2010

Peserta Didik Anak Luar Biasa

Anak Luar Biasa dan Istilah Didalamnya
Anak yang tergolong "luar biasa dan berkelainan" adalah anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal:
-ciri-ciri mental
-kemampuan sensorik
-fisik dan neuromuskular
-perilaku sosial dan emosional
-kemampuan berkomunikasi
-atau kombinasi dua atau lebih dari hal-hal di atas
Sejauh ini ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar, atau pelayanan terkait lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan potensi atau kapasitasnya secara maksimal.
Berkaitan dengan label "kecacatan" yang sering dikenakan kepada anak, maka perlu dipahami perbedaan istilah-istilah yang bisa salah diinterpretasikan yaitu: "impairment", "disability", dan "handicapped".
Impairment(kerusakan) biasanya dikaitkan dengan adanya penyakit atau kerusakan dari suatu jaringan.
Disability(kecatatan), menggambarkan adanya disfungsi atau berkurangnya suatu fungsi secara objektif dapat diukur/dilihat, karena adanya kehilangan/kelainan dari bagian tubuh/organ seseorang.
Handicapped(ketidakmampuan), merupakan masalah/akibat dari kerusakan(impaired) ketika berinteraksi dengan lingkungan/tuntutan fungsional yang dibebankan pada seorang anak luar biasa, pada situasi tertentu.

Jenis dan Pengklasifikasian Anak Luar Biasa
Pembahasan mengenai jenis anak luar biasa perlu didahului dengan mengetahui pengklasifikasiannnya. Kirk dan Gallagher mengklasifikasikan anak luar biasa menjadi lima kelompok yaitu:
a. Kelainan Mental
meliputi anak yang memiliki kapasitas intelektual luar biasa tinggi(intellectually suprior) dan yang lamban dalam belajar(mentally retarded)
b. Kelainan Sensoris
meliputi anak dengan kerusakan pendengaran(auditory impairments) dan kerusakan penglihatan(Visual Impairments), juga kerusakan penciuman.
c. Gangguan Komunikasi
Meliputi anak dengan kesulitan belajar(learning disabilities) dan gangguan dalam berbicara dan komunikasi(speech and language impairments)
d. Gangguan Komunikasi
Meliputi gangguan emosional(emotional disturbance) dan ketidaksesuaian perilaku sosial(social maladjusment)
e. Tunaganda atau Cacat Berat
Meliputi macam-macam kombinasi kecacatan seperti: cerebral palsy dengan tunagrahita, tunanetra dengan tunagrahita, dsb.

Disamping pengklasifikasian di atas, Dembo memberikan klasifikasi lain untuk keperluan pembelajaran, diantaranya:
a. Tunagrahita(mental retardation)
b. Berkesulitab Belajar(learning disabilities)
c. Gangguan Perilaku dan gangguan Emosi(behavior disorders)
d. Gangguan Bicara dan Bahasa(speech and language disorders)
e. Kerusakan Pendengaran(hearing impairments)
f. Kerusakan Penglihatan(Visual Impairments)
g. Gangguan Fisik dan Gangguan Kesehatan(physical and other health impairments)
h. Cacat Berat atau Cacat Ganda(severe and multiple handicaps)
i. Berkecacatan Luar Biasa Tinggi atau berbakat(gifted and talented)

Penanganan Bagi anak Luar Biasa
Berdasarkan pengklasifikasian di atas, bukan dimaksudkan untuk memisahkan anak luar biasa dengan anak normal melainkan hanya untuk keperluan pembelajaran. pendidikan bagi anak luar biasa tidak selalu harus memisahkan pergaulannya dari anak-anak normal.
Pendidikan yang memisahkan anak luar biasa dari pergaulannya dengan anak normal hendaknya sedapat mungkin dihindari dan hanya dilakukan jika keadaan sangat memaksa.

Kamis, 28 Januari 2010

Hubungan Antara Proses Belajar Dengan Kegiatan Instruksional

Guru sebagai pengelola kegiatan belajar siswa, menentukan sejumlah tindakan instruksional yang bertujuan untuk mengatur kondisi ekstern, bahkan menciptakannya. Dalam hal ini guru berusaha untuk mengatur dan menciptakan kegiatan sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya, usaha itu adalah dalam bentuk kegiatan-kegiatan instruksional. Jadi kegiatan instruksional pada dasarnya adalah merancang dan menciptakan seperangkat kondisi yang dapat mendukung terciptanya kondisi belajar pada diri sendiri. Pengaturan hubungan kegiatan instruksional dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa sangat menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Menurut teori pengelolaan informasi(WINKLE 1987) rangkaian fase-fase proses belajar di sekolah ada beberapa fase yaitu:
1. Fase Motivasi
2. Fase Konsentrasi
3. Fase Mengolah
4. Fase Menggali
5. Fase Prestasi
6. Fase Umpan Balik

Gagne mencoba menempatkan kedelapan tipe belajar itu dalam suatu tata urutan hirarkis, yaitu tipe belajar yang satu menjadi landasan bagi tipe belajar berikutnya, dan Gagne juga mengemukakan lima kemampuan belajar(five capabilities), informal verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap terutama dalam meninjau aspek "proses belajar".

Bloom juga mengemukakan ranah(domain) kawasan dalam hubungan dengan tujuan belajar, yang terdiri dari ranah/domain/kawasan, kognitif, psikomotorik, dan afektif. Untuk menggambarkan kaitan antara fase-fase belajar dengan kemungkinan kemampuan belajar yang dirancang guru, seperti informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.
Berikut ini disajikan hubungan konkrit dari fase-fase belajar:





Rabu, 27 Januari 2010

Pengajaran Kelompok(5-7 orang)

Pengajaran kelompok merupakan satu alternatif pengelolaan pengajaran disamping pengajaran klasikal dan pengajaran perorangan. Proses kelompok telah diyakini oleh banyak ahli sebagai suatu kekuatan yang dapat mempengaruhi atau meningkatkan kualitas belajar, dan kelompok dapat merupakan sarana yang efektif dalam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan pengajaran kelompok sebagai berikut:
-Persiapan:

a. Menyiapkan satuan pelajaran dengan tugas kelompok, yang kemungkinannya dapat berbeda atau sama tugas atau materinya.
b. Menyiapkan pengaturan ruangan, penyediaan alat-alat bantu, alat penilaian, dan sebagainya.
c. Menyusun kegiatan belajar beserta petunjuk pelaksanaannya.

-Pelaksanaan:
a. Penlajaran diawali dengan pertemuan klasikal, guru memberikan informasi umum kepada semua siswa atau kelompok mengenai tujuan, kegiatan yang harus dilakukan, penggunaan alat atau sumber belajar dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
b. Guru meminta kelompok untuk bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing pada tempat yang sudah ditentukan, dan batas waktu pengerjaan.
c. Guru melakukan monitoring setiap kelompok untuk mengetahui perkembangan masing-masing kelompok, dan memberikan bantuan bila dibutuhkan sampai pada batas yang ditentukan.
d. Kelompok berkumpul kembali dari masing-masing kelompok dan memberikan tanggapan seperlunya sebagai upaya mengumpulkan berbagai pengalaman, meminta atau memberikan balikkan dan memantapkan hasil belajar atau kerja.
e. Selama kegiatan melaporkan dan memberikan tanggapan, guru membantu atau membimbing bila diperlukan, dan berupaya untuk terciptanya interaksi antar siswa dan antar kelompok.
f. Siswa dan guru bersama-sama membuat rumusan atau kesimpulan untuk dimengerti dan diketahui seluruh siswa.

Selasa, 26 Januari 2010

Pengajaran Perorangan(individual)

Pengajaran perorangan(individual) merupakan suatu upaya memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, serta caranya sendiri. Tujuannya adalah agar siswa dapat belajar secara optimal dan mencapai tingkat penguasaan terhadap materi yang dipersyaratkan.
Pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, pengajaran perorangan untuk semua siswa. Kedua, pengajaran perorangan untuk beberapa siswa yang mempunyai kemampuan lebih dari rata-rata temannya, sementara siswa yang lain dengan pengajaran klasikal, seperti biasa.

Model pengajaran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Mengacu kepada tingkah laku

Model ini mementingkan tercapainya perubahan tingkah laku pada siswa.
b) Mengacu kepada pengalaman
Model ini mengutamakan pengalaman belajar yang beraneka ragam dan relevan serta bermanfaat bagi siswa.
c) Gabungan antara model mengacu kepada tingkah laku dan mengacu kepada pengalaman
Model gabungan ini mementingkan baik perubahan tingkah laku maupun pengalaman yang berharga bagi siswa. Model ini biasanya digunakan dalam topik-topik yang bersifat kreatif dan estetis.
Pelaksanaan model ini adalah sebagai berikut:
- Setelah siswa memperoleh tugas atau stuan pelajaran, kemudian guru menjelaskan tujuan dari pengajaran perorangan dan kegunaan materi yang dipelajari.
- Siswa mempelajari bahan-bahan yang tersedia secara bebas menurut cara dan gayanya masing-masing dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia.
- Guru melakukan bimbingan dan monitoring terhadap siswa secara bergiliran
- Setelah selesai pengajaran perorangan dilanjutkan pengajaran klasikal biasa.

Pengertian Asuransi Syariah

Dalam kitab-kitab Islam para ulama sering menyebut asuransi syariah dengan at-ta'min atau at-takaful. Jadi penamaan Asuransi Takaful sebetulnya kurang tepat, karena artinya Asuransi Asuransi. Istilah Takaful berasal dari fikrah(konsep) Syekh Abu Zahra, seorang ulama fiqih yang sangat terkenal di Mesir, dan banyak yang menulis kitab-kitab fiqih yang menjadi rujukan ulama-ulama setelahnya. Dalam kitabnya at Takaful al Ijtimaa'i Fi al Islam(Jaminan Sosial Dalam Islam), Zahra mengatakan, pengertian yang paling tepat untuk makna at takaful al ijtimaa'i ialah sabda Nabi SAW:
Almu'minu lilmu'mini kalbunyaani yasyuddu
ba'duhu ba'dan
(HR Bukhari Muslim)
"Mu'min terhadap mu'min yang lain seperti suatu bangunan memperkuat satu
sama lain"
Matsalul mu'miniinafii tawaaddihim
wataroohumihim wata'aathufihim kama
tsalil jasadi adzasytakaa minhu 'udwun tadaa'alahu sairuljasadi bisahri
walhuma
(HR Bukhari Muslim)
"Orang-orang mu'min dalam kecintaan dan kasih sayang mereka seperti satu
badan, apabila salah satu anggota badan menderoita sakit maka seluruh
badan merasakannya"

Jadi Takaful(asuransi syariah) dalam pengertian muamalah adalah saling memikul risiko diantara sesama peserta sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang muncul.

Saling pikul risiko ini dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru(dana kebaikan/derma) yang ditujukan untuk menanggung risiko.
Takaful dalam pengertian ini sesuai dengan Al_Quran surat Al-Maidah(QS 5:2)
Wata'awanu 'alal birri wat taqwa wala ta'awanu 'alal itsmi wal udwan
"Dan tolong menolonglah kamu dlam(mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran

Pengertian Bank

Berikut ini adalah beberapa pengertian BANK:
1. Menurut Prof. GMV. Stuart

Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.
2. Menurut Pierson
Bank adalah badan yang menerima kredit, maksudnya adalah yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito berjangka, dan tabungan. Untuk mengelola simpanan masyarakat dan membayar biaya operasional, maka bank menyalurkan dana tersebut dalam bentuk investasi, untuk keperluan spekulasi dan memberikan kredit secara besar-besaran kepada bank lain atau pemerintah.
3. Menurut Somary
Bank adalah badan yang aktif memberikan kredit kepada nasabah, baik dalam jangka pendek jangka menengah maupun jangka panjang. Dana yang diperlukan dalam pemberian kredit berasal dari pemerintah dan modal saham untuk swasta. Apabila modal disetor tersebut tidak mencukupi kebutuhan, bank dapat mengumpulkan dana melalui:
a. Kredit likuiditas dari bank sentral
b. Pinjaman dari bank-bank dalam dan luar negeri.
c. Menerbitkan obligasi
d. Menerbitkan saham baru
e. Menerbitkan sertifikat bank
Keuntungan bank semacam ini diperoleh dari selisih bunga dari kredit yang diberikan dengan bunga kredit yang diterima(kredit likuiditas, pinjaman bank, obligasi dan sertifikat bank)
4. Menurut UU No.14 tahun 1967
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
5. Menurut UU No.7 tahun 1992
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
6. Menurut UU No.10 tahun 1998
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentu kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sabtu, 23 Januari 2010

Tentang Pegadaian

Pernahkah anda menggunakan jasa pegadaian, apakah sebenarnya pegadaian itu. Berikut saya jelaskan.

Pengertian
Pengertian Gadai dan Perusahaan Umum Pegadaian di Indonesia adalah sebagai berikut:
*Gadai
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150 gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.
*Perusahaan Umum Pegadaian
Perum Pgadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.

Tugas Pokok Pegadaian
Tugas pokok pegadaian adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.

Kegiatan Usaha
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari:
1. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
2. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya(utang kepada rekanan, utang kepada nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka dll.
3. Penerbitan Obligasi
4. Modal Sendiri, yang terdiri dari:
- Modal awal, yaitu kekayaan negara di luar APBN
- Penyertaan modal pemerintah
- Laba ditahan

Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:
a. Uang kas dan dana likuid lain
b. Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan inventaris
c. Pendanaan kegiatan operasional
d. Penyaluran dana
e. Investasi lain

Produk jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian kepada masyarakat meliputi sebagai berikut:
a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai
b. Penaksiran nilai barang
c. Penitipan barang
d. Jasa lainnya.

Semoga Bermanfaat ^^

Jumat, 22 Januari 2010

Model Mengajar Delikan

Model mengajar Delikan merupakan pengkajian hasil dari pengamatan terhadap praktek mengajar para guru di sekolah, terutama kegiatannya dengan penerapan CBSA.
Model mengajar delikan ini dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Daeng Arifin, yang menekankan kepada kegiatan belajar siswa, dimulai dari kegiatan mendengar disusul dengan kegiatan kegiatan melihat dan diakhiri dengan kegiatan mengerjakan.
Dalam model ini tugas guru untuk memberi rangsangan kepada siswa dalam tiga hal yakni rangsangan pendengaran(auditif), rangsangan pengelihatan(visual) dan rangsangan pekerjaan(motorik). Dalam fase auditif dan visual sebenarnya merupakan salah satu ciri pokok mengajar yang berorientasi pada strategi ekspository. Sedangkan fase motorik sebagai akibat tuntutan rangsangan guru merupakan salah satu ciri model mengajar yang berorientasi pada strategi inquiry atau discovery.
Model mengajar delikan pada hakikatnya adalah model mengajar yang bergerak dari ujung ekspository ke ujung inquiry atau discovery. Dengar-lihat-kerjakan tidak hanya dipandang satu kesatuan tapi juga harus dipandang dalam satu urutan yang berkesinambungan.

Penerapan Model Delikan
Penerapan model delikan disesuaikan dengan tahapan mengajar yang terdiri atas tahap pra-instruksional, tahap instruksional, dan tahap evalusi tindak lanjut. Model ini digunakan pada tahap yang kedua. Tahap ini terbagi dalam tiga langkah yaitu mendengar, melihat, mengerjakan.
Dalam proses dengar bukan hanya guru menjelaskan sesuatu kepada siswa tetapi dalam bentuk lain seperti:
1. Siswa menjelaskan atau melaporkan apa yang telah diketahuinya mengenai bahan pelajaran yang akan dibahas waktu itu.
2. Guru memutar rekaman dengan menggunakan media audio yang berisikan penjelasan bahan pelajaran yang sengaja disiapkan guru sebelumnya.
Dalam proses lihat, dapat dilakukan berbagai cara seperti:
1. Guru atau siswa memperlihatkan terjadinya suatu proses atau demonstrasi suatu proses yang berkenaan dengan materi pelajaran yang telah dijelaskan dalam proses dengar.
2. Guru atau siswa menunjukkan gambar, diagram, grafik, foto, lide dan lainnya yang berkaitan dengan materi pelajaran.
3. Guru menuliskan pokok uraiannya di papan tulis sehingga dilihat atau dibaca oleh siswa,.
Dalam proses kerja dapat ditempuh berbagai cara:
1. Siswa mengerjakan soal atau tugas baik secara mandiri atau kelompok
2. Siswamemecahkan masalah melalui diskusi dengan teman-temannya
3. Siswa diminta merangkum atau menyusun materi pelajaran berdasarkan apa yang telah didengar dan dilihatnya
4. Siswa menyusun laporan tertulis
4. Siswa mencoba sendiri, misalnya melakukan eksperimen sendiri berdasarkan apa yang telah ketahui dalam proses dengar dan lihat sebelumnya.

Prosedur Instruksional Dengan menggunakan Berbagai Pendekatan dan Metode Mengajar

Strategi belajar mengajar(SBM) dalam pelaksanaannya menggunakan satu/beberapa metode mengajar yang merupakan alat dan cara untuk melaksanakan strategi belajar mengajar dengan sendirinya metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam kegiatan instruksional seorang guru dapat memilih secara lebih tepat serta menggunakannya lebih efektif dari suatu strategi belajar mengajar. Upaya ini dimaksudkan untuk dapat menciptakan sistem lingkungan belajar mengajar yang efektif, yang menunjuk pada "berperan aktifnya" siswa dalam proses belajar mengajar.
Sebagai kerangka acuan untuk memahami yang pada akhirnya dapat dijadikan dasar untuk memilih dan untuk menentukan prosedur instruksional mana yang tepat dalam mencapai tujuan instruksional, berikut ini disajikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
1. Pengaturan guru-siswa dalam kegiatan belajar mengajar(KBM)
2. Struktur peristiwa belajar mengajar
3. Peranan guru di dalam mengolah pesan
4. Proses pengolahan pesan
5. Tujuan Belajar
6. Model instruksional yang digunakan

Model instruksional dikelompokkan menjadi 4 rumpun yaitu:
a. Model interaksi sosial
b. Model pemrosesan/pengolahan informasi
c. Model personal Ilumanistik
d. Model perilaku/modifikasi tingkah

3 komponen kegiatan instruksional:
1. Komponen pendahuluan
Yaitu kegiatan instruksional yang didalamnya meliputi kegiatan menumbuhkan motivasi dan menyadarkan akan tujuan belajar, juga kegiatan mengarahkan siswa dalam komponen ini dapat diciptakan aktualisasi kegiatan dengan berbagai prosedur.
2. Komponen Penyajian
Merupakan komponen kegiatan instruksional yang terdiri dari kegiatan membantu mengolah informasi, menggali informasi dari ingatan, dan mendampingi siswa selama memberikan pelatihan. Komponen ini merupakan komponen inti, di mana peran guru adalah menjelaskan atau menguraikan materi yang harus dipelajari, memberikan contoh-contoh yang relevan dan memberi kesempatan untuk menampilkan kemampuan siswa.

Aktualisasi kegiatan instruksional di bawah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan urutan prosedur mana yang digunakan dalam kegiatan penyajian:
Prosedur I:
Disebut juga dengan prosedur tradisional atau konservatif yang dimulai dengan suatu pengertian konsep, prinsip atau prosedur serta diikuti oleh contoh-contoh yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Prosedur II:
Penyajian dimulai dengan pemberian contoh atau kasus yang diikuti dengan latihan memecahkannya dan diakhiri dengan uraian atau generalisasi dari isi materi pelajaran.
Prosedur III:
Penyajian didahului dengan pemberian latihan atau percobaan yang diikuti dengan uraian yang diakhiri dengan contoh.
Prosedur IV:
Penyajian dimulai dengan pemberian contoh disertai uraian tentang konsep, prinsip atau prosedur dan diakhiri dengan latihan penerapannya.
Prosedur V:
Penyajian diawali dengan pemberian uraian tentang konsep, prinsip, prosedur yang dipelajari diikuti dengan latihan untuk menguasainya dan diakhiri dengan latihan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Prosedur VI:
Penyajian dimulai dengan melakukan kesempatan mencoba terlebih dahulu kemudian diikuti dengan contoh sebagai perbandingan dan diakhiri dengan uraian atau kesimpulan.

3. Komponen penutup
Pada komponen ini guru secara tetap memberikan atau menerapkan urutan kegiatan tes formatif dan umpan balik dilanjutkan dengan kegiatan tindak lanjut berupa petunjuk dari guru tentang apa yang harus dilakukan siswa sehubungan dengan hasil kemajuannya(prestasi belajarnya)