Kamis, 28 Januari 2010

Hubungan Antara Proses Belajar Dengan Kegiatan Instruksional

Guru sebagai pengelola kegiatan belajar siswa, menentukan sejumlah tindakan instruksional yang bertujuan untuk mengatur kondisi ekstern, bahkan menciptakannya. Dalam hal ini guru berusaha untuk mengatur dan menciptakan kegiatan sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya, usaha itu adalah dalam bentuk kegiatan-kegiatan instruksional. Jadi kegiatan instruksional pada dasarnya adalah merancang dan menciptakan seperangkat kondisi yang dapat mendukung terciptanya kondisi belajar pada diri sendiri. Pengaturan hubungan kegiatan instruksional dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa sangat menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Menurut teori pengelolaan informasi(WINKLE 1987) rangkaian fase-fase proses belajar di sekolah ada beberapa fase yaitu:
1. Fase Motivasi
2. Fase Konsentrasi
3. Fase Mengolah
4. Fase Menggali
5. Fase Prestasi
6. Fase Umpan Balik

Gagne mencoba menempatkan kedelapan tipe belajar itu dalam suatu tata urutan hirarkis, yaitu tipe belajar yang satu menjadi landasan bagi tipe belajar berikutnya, dan Gagne juga mengemukakan lima kemampuan belajar(five capabilities), informal verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap terutama dalam meninjau aspek "proses belajar".

Bloom juga mengemukakan ranah(domain) kawasan dalam hubungan dengan tujuan belajar, yang terdiri dari ranah/domain/kawasan, kognitif, psikomotorik, dan afektif. Untuk menggambarkan kaitan antara fase-fase belajar dengan kemungkinan kemampuan belajar yang dirancang guru, seperti informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.
Berikut ini disajikan hubungan konkrit dari fase-fase belajar:





Tidak ada komentar: